Bagaimana tersenyum meningkatkan mood Anda: 4 mekanisme otak
Miscellanea / / November 10, 2023
Bahkan tawa buatan pun berhasil.
Sekilas, senyuman merupakan gerakan sederhana otot wajah yang mudah kita kendalikan. Namun bagaimana jika hal tersebut dapat mempengaruhi mood kita? Banyak penelitian di bidang psikologi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hubungan antara tindakan fisik dan respons otak - ketika perubahan dalam tubuh mengubah kondisi mental kita. Salah satu gerakan tersebut adalah tersenyum. Inilah mekanisme fungsi otak kita yang dipicunya.
1. Tersenyum melepaskan endorfin
Saat kita tersenyum, hipotalamus, bagian otak yang melepaskan endorfin, diaktifkan. Mereka memberi kita suasana hati yang baik dan kesejahteraan yang luar biasa.
Kami juga memilikinya di otak kami amigdala, atau amigdala. Ini adalah dua kelompok oval kecil jauh di dalam lobus temporal belahan otak. Dialah yang memproses emosi, mengatur perilaku, dan berpartisipasi dalam pembentukan memori dan persepsi kesan.
Meskipun amigdala memainkan peran yang sangat penting dan melakukan hal-hal yang kompleks, namun hal ini dapat diakali: itu
tidak membeda-bedakan senyuman palsu dari senyuman asli dan mengaktifkan hipotalamus, yang selanjutnya melepaskan endorfin. Suasana hati membaik dan tingkat stres menurun.2. Tersenyum mengurangi kadar kortisol
Tersenyum juga mempengaruhi tingkat hormon stres ini. Ini meningkat pada saat-saat bahaya: mekanisme “lawan atau lari” diaktifkan untuk bertahan hidup. Namun kadar hormon ini yang terus-menerus tinggi merupakan salah satu faktor stres kronis yang perlahan tapi pasti menghancurkan organisme. Misalnya, sistem kekebalan tubuh mulai tidak berfungsi, jantung dan pembuluh darah menderita, serta risiko gangguan mental meningkat.
Sampai batas tertentu, tertawa bisa membantu mengatasi kondisi ini. Satu studi menunjukkanbahwa senyuman yang memberi semangat mengurangi efek stres dan bahkan menurunkan detak jantung. Masalahnya adalah dengan menipu amigdala, kita secara artifisial meningkatkan suasana hati kita, dan ini, pada gilirannya, meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental - yang mengurangi stres.
3. Senyum memberi Anda perasaan aman
Saat kita tersenyum, itu bisa berarti bagi otak bahwa kita tidak dalam bahaya. Di lingkungan perkotaan atau di bawah tekanan kronis, tubuh selalu tegang, karena secara tidak sadar mengharapkan serangan. Otot-ototnya kencang dan terbatas. Namun, Anda mungkin memperhatikan bahwa ketika bertemu dengan teman atau menonton komedi favorit Anda, Anda tertawa dan rileks, seolah-olah ada sesuatu yang keluar dari dalam.
Inilah efek fisiologis dari senyuman. Tubuh menganggapnya sebagai sinyal bahwa tidak ada bahaya, begitu pula detak jantung melambat, tekanannya berkurang dan otomatis kita rileks.
4. Senyum memicu efek refleksi
Senyuman dianggap oleh orang lain sebagai tanda niat baik, dan pada tingkat yang lebih dalam, tidak adanya bahaya. Dengan tersenyum pada orang lain, secara tidak sadar Anda menyiapkan dia untuk komunikasi yang lebih positif dan terbuka, meskipun dia tidak menyadarinya. Ini ditelepon efek refleksi.
Ini terjadi karena neuron cermin di otak yang memprovokasi imitasi tindakan dan ekspresi orang lain. Beginilah cara kita memahami niat orang lain. Neuron ini diaktifkan saat mengamati tindakan lawan bicara kita - misalnya senyumannya. Melalui pengulangan suatu isyarat, neuron membantu memahami mengapa lawan bicara melakukan tindakannya. Dari sinilah siklus senyuman dimulai.
Tentu saja, kita belum sepenuhnya memahami semua proses yang dilakukan otak untuk mengatur suasana hati kita, dan terlebih lagi, tidak jelas bagaimana kita bisa mengendalikannya. Tapi tersenyum tampaknya menjadi solusi kehidupan kerja jika Anda perlu mendukung diri sendiri dan sedikit bersantai.
Peretasan hidup kami yang lain tentang meningkatkan suasana hati Anda😁
- 77 tindakan sederhana yang akan langsung meningkatkan mood Anda
- 8 cara mengatasi kesedihan musim gugur
- 15 cara untuk meningkatkan mood Anda dalam waktu kurang dari setengah jam
- 10 cara terbukti untuk menghibur diri sendiri