Para ilmuwan berbicara tentang konsekuensi merokok rokok elektronik dengan kartrid yang dapat diganti
Miscellanea / / April 22, 2022
Ternyata rasa yang berbeda dapat memiliki efek samping yang berbeda.
Baru belajarEfek inhalasi aerosol rokok elektrik berbasis mangga dan mint pada keadaan inflamasi otak, paru-paru, jantung, dan usus besar pada tikus, yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of California di San Diego School of Medicine, mengkonfirmasi hal tersebut dampak negatif dari penggunaan sistematis rokok elektronik dengan kapsul atau kartrid yang dapat diganti (sistem POD).
Studi ekstensif pada tikus telah menunjukkan banyak penanda inflamasi yang meningkat di berbagai organ, termasuk otak, jantung, paru-paru, dan usus besar. Peradangan saraf adalah efek samping yang paling menonjol.
Studi ini adalah yang pertama untuk meneliti secara menyeluruh dampak rokok elektrik berbasis media yang dapat dipindahkan seperti JUUL. Sebagian besar pekerjaan sebelumnya tentang bahaya rokok elektrik berfokus pada perangkat yang lebih tua seperti yang disebut pena vape.
Untuk mempelajari efek merokok dalam jangka waktu yang lama, para peneliti menggunakan aerosol dari dua rasa JUUL - mint dan mangga. Hewan terkena mereka selama 20 menit tiga kali sehari selama 12 minggu.
Tiga bulan kemudian, penanda peradangan yang paling signifikan ditemukan di otak hewan. Peningkatan tanda-tanda peradangan terkonsentrasi di area yang disebut nukleus accumbens. Ini memainkan peran dalam modifikasi perilaku, termasuk kecemasan dan depresi.
Perhatian Peneliti menekankanbahwa penelitian mereka tidak termasuk melacak perubahan perilaku pada hewan, jadi Pada tahap ini, dampak paparan rokok elektrik terhadap kesehatan mental adalah murni hipotetis.
Namun, kejutan nyata bagi para ilmuwan adalah penemuan perbedaan ekspresi gen inflamasi antara dua rasa JUUL yang berbeda. Pola inflamasi antara rasa sangat berbeda di usus besar dan jantung.
Jadi, pada tikus yang menghirup aerosol peppermint, jantung menjadi lebih rentan terhadap pneumonia bakteri. Sedangkan dalam kasus mangga, efek ini tidak diamati.
Para peneliti menyarankan bahwa ini menunjukkan perbedaan mendasar dalam tindakan biologis dari rasa kimia yang berbeda. Namun, kesimpulan yang lebih spesifik memerlukan studi yang lebih mendalam tentang pengaruh komponen-komponen ini.
Tentu saja, mengekspos hewan ke aerosol e-rokok selama 20 menit tiga kali sehari tidak persis sama dengan manusia yang menghirup asap ini. Ya, dan tiga bulan tidak cukup mirip dengan penggunaan konstan seseorang selama beberapa tahun. Para ilmuwan mengakui ini.
Namun, eksperimen semacam ini membantu memfokuskan penelitian di masa depan dan memberikan wawasan tentang jenis efek negatif yang harus dipantau pada manusia. Khusus dalam hal ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik secara sistematis dengan penggantian kartrid dapat menyebabkan peradangan di beberapa organ vital yang berbeda organ.
Baca juga🧐
- Cara berhenti merokok: 11 cara terbaik, menurut para ilmuwan