Wabah baru coronavirus telah belajar untuk memprediksi menurut data dari smartphone
Miscellanea / / February 01, 2022
Para ilmuwan di Yale School of Public Health menemukan Dampak kontak interpersonal yang dekat pada kejadian COVID-19: Bukti dari data perangkat seluler selama 1 tahun cara baru untuk memprediksi area di mana kemungkinan infeksi massal COVID-19 sangat tinggi. Ini akan membantu mengalokasikan sumber daya institusi medis secara lebih efisien dan merencanakan pengujian pasien.
Para peneliti memperhitungkan bahwa virus corona menyebar paling cepat di mana orang-orang bersentuhan satu sama lain terutama sering dan dekat. Mereka menetapkan jarak kritis — 182 cm: jika proporsi interaksi yang signifikan terjadi pada jarak ini atau kurang, kemungkinan infeksi meningkat.
Dalam pekerjaan tersebut, para peneliti menggunakan data geolokasi anonim pengguna dari perangkat seluler mereka. Mereka menghitung kemungkinan sejumlah besar kontak dekat di berbagai area. Informasi ini kemudian ditambahkan ke model matematika standar penularan COVID-19 dan tingkat kejadiannya ditentukan.
Para peneliti menekankan bahwa teknik mereka memungkinkan untuk berhasil memprediksi gelombang pertama infeksi virus corona di Connecticut di Maret-April 2020, serta penurunan jumlah kasus di sini pada bulan Juni-Agustus dan wabah lokal COVID-19 di masing-masing kota negara. Prognosisnya cukup akurat: menunjukkan lonjakan infeksi beberapa hari atau minggu sebelum gejala pertama dan hasil tes muncul.
Para ilmuwan berharap teknik peramalan mereka akan diterapkan di wilayah lain dan akan membantu menghindari wabah massal di masa depan. Perkiraan tersebut juga akan membantu mempersiapkan rumah sakit untuk pengujian massal dan penerimaan pasien.
Baca juga🧐
- Ilmuwan Jepang Ciptakan Masker Wajah yang Bersinar Saat Terkena Virus Corona
- Ilmuwan Wuhan melaporkan coronavirus NeoCoV baru
- Dokter telah membuktikan bahwa asap tembakau dapat membawa virus corona