stres kronis tidak hanya merugikan mempengaruhi ukuran dan struktur otak, tetapi juga merugikan mempengaruhi faktor keturunan itu.
pendek tegangan berguna. Ini memobilisasi otak, membantu untuk cepat fokus pada tugas, menunjukkan hasil terbaik dalam kompetisi untuk memenangkan penonton di sebuah pidato publik. Tapi ketika stres menjadi kronis, tidak perlu untuk berbicara tentang efek positif.
Stres mengurangi otak
Stres dimulai dalam sistem hipotalamus-hipofisis-adrenal. Dalam situasi tegang, adrenal korteks mengeluarkan kortisol - hormon katabolik yang mendukung aktivitas manusia, sehingga ia bisa mengatasi kesulitan. Tapi paparan berkepanjangan buruk bagi otak.
Pukulan utama mengasumsikan hippocampusefek stres pada hippocampus: tinjauan kritisDi mana ada banyak reseptor kortisol. Dalam keadaan normal, mereka membantu produksi hormon menormalkan. Sementara mempertahankan tingkat tinggi kortisol dari waktu ke waktu reseptor porsi mati. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi ingatan, Penyebab masalah belajar. Pada saat yang sama, amigdala menjadi lebih sensitif, dan itu membuat orang gugup dan gelisah.
Konsekuensi lain - mengurangi kemampuan sistem hormon untuk mengontrol tingkat stres. Tapi itu tidak semua.
Karena peningkatan psikiater otak kortisol.
Dampak hormon mengacukan koneksi sinaptik antara neuron, dan perubahan ukuran korteks prefrontal, yang bertanggung jawab untuk konsentrasi, pengambilan keputusan, interaksi sosial.
Oleh karena itu, stres kronis tidak hanya memori merusak dan konsentrasi, dapat menyebabkan depresi dan demensia.
Stres mempengaruhi genetika
Percobaan telah menunjukkan bahwa stres kronis dapat mempengaruhi ekspresi gen tertentu. Seperti peneliti kesimpulan yang dibuat pada akhir percobaanPembalikan Ibu Pemrograman Tanggapan Stres di Adult Offspring melalui Metil Suplementasi: Mengubah epigenetik Menandai Kemudian di Kehidupan pada tikus.
Cara seorang ibu peduli untuk keturunannya untuk menentukan bagaimana anak-anak akan bereaksi kemudian stres. Dalam peduli dan perhatian dari dirinya yang tumbuh resisten terhadap situasi stres anak. Ada hanya saja lebih banyak reseptor kortisol, yang mengatur respon terhadap dampak negatif. Anak-anak dari ibu yang diabaikan perhatian lebih rentan terhadap stres karena jumlah yang lebih kecil dari reseptor.
Perubahan seperti ini disebut epigenetik karena mereka tidak mempengaruhi urutan DNA itu sendiri. Tetapi mereka mewarisi, dan respon terhadap stres, menghasilkan keturunan dari ibu yang sama, spread selama beberapa generasi.
Stres harus diperjuangkan
Untuk mencegah perubahan ireversibel di otak, perlu mengatasi stres dan mengurangi tingkat kortisol. Cara yang paling sederhana - itu adalah pernapasan dalam dan meditasi. Bantuan dan aktivitas fisik, tetapi penting untuk mengetahui kapan harus berhenti: gairah yang berlebihan untuk olahraga bisa meningkatkan kadar kortisol.