Ayah yang luar biasa, anak laki-laki seperti itu: para ilmuwan telah menemukan apa yang menentukan kejantanan remaja
Miscellanea / / April 22, 2023
Maskulinitas memang bisa “diturunkan” melalui pewarisan.
Pria modern mengekspresikan maskulinitas mereka dengan cara yang berbeda. Beberapa berpegang pada model tradisional dengan keyakinan akan keunggulan mereka, sementara yang lain mengambil sikap yang lebih progresif. Ilmuwan dari University of Queensland (Australia) memutuskan untuk mencari tahu bagaimana pandangan ini terbentuk.
Untuk itu, penulis riset menganalisis data 839 pasang anak laki-laki berusia 15-20 tahun dan ayah mereka. Informasi tersebut diambil dari seorang mayor Australia studi nasional kesehatan pria.
Responden diminta untuk menjawab 22 pertanyaan tentang maskulinitas dalam konteks yang berbeda. Misalnya, mereka ditanyai tentang sikap mereka terhadap manifestasi emosi, seberapa besar mereka menyetujui perilaku agresif, apa pentingnya penampilan. heteroseksual dan memiliki banyak pasangan seksual, serta status sosial, dominasi, termasuk atas wanita, kemenangan dan lainnya.
Ternyata remaja rata-rata agak lebih konservatif dalam mengekspresikan maskulinitasnya dibandingkan ayah mereka. Menurut adat
kejantanan dari 0 hingga 100, skor rata-rata di antara anak laki-laki adalah 44,1, orang tua mereka - 41. Secara umum, jawaban mereka sering bertepatan dengan 20 pertanyaan dari 22 pertanyaan.Para peneliti kemudian menganalisis asosiasi tersebut berdasarkan faktor lain yang juga dapat menentukan maskulinitas. Ini termasuk, khususnya, usia, pendidikan, orientasi seksual, agama, pendapatan keluarga dan tempat tinggal. Hasilnya jelas: anak-anak dari ayah yang berpandangan tradisional menganut posisi yang sama.
Ikatan terkuat antara ayah dan anak ditemukan dalam hal menyetujui kekerasan, pentingnya tampil heteroseksual, dan kemungkinan memiliki banyak pasangan seksual. Hal ini menunjukkan bahwa aspek maskulinitas ini lebih mungkin "diwariskan" dari generasi ke generasi, catat studi tersebut.
Para penulis menekankan bahwa ayah bukanlah satu-satunya sumber pengaruh terhadap anak laki-laki. Tetapi dari merekalah anak-anak belajar lebih banyak tentang bagaimana menjadi seorang pria.
Baca juga🧐
- Mengapa sudah waktunya untuk berhenti percaya pada mitos laki-laki alfa
- Mengapa seorang anak membutuhkan ayah yang terlibat dan bagaimana menjadi ayah
- 13 Hal yang Saya Pelajari Ketika Saya Menjadi Seorang Ayah